Kamis, 07 Juni 2012



Habib ‘Ali Kwitang


Pendiri majlis ta’lim yang pertama di Jakarta sewaktu zaman kolonial Belanda. Majlis taklim yang dipimpinnya dahulu sehingga kini masih tetap lestari dengan dihadiri puluhan ribu hadirin. Beliau adalah Habib ‘Ali bin ‘Abdur Rahman bin ‘Abdullah bin Muhammad al-Habsyi. Lahir di Kwitang, Jakarta, pada 20 Jamadil Awwal 1286H / 20 April 1870M. Ayahanda beliau adalah Habib ‘Abdur Rahman al-Habsyi seorang ulama dan daie yang hidup zuhud, manakala bonda beliau seorang wanita sholehah bernama Nyai Hajjah Salmah puteri seorang ulama Betawi dari Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.
Habib ‘Abdur Rahman ditakdirkan menemui Penciptanya sebelum sempat melihat anaknya dewasa. Beliau meninggal dunia sewaktu Habib ‘Ali masih kecil. Sebelum wafat, Habib ‘Abdur Rahman berwasiat agar anaknya Habib ‘Ali dihantar ke Hadhramaut untuk mendalami ilmunya dengan para ulama di sana. Tatkala berusia lebih kurang 11 tahun, berangkatlah Habib ‘Ali ke Hadhramaut. Tempat pertama yang ditujunya ialah ke rubath Habib ‘Abdur Rahman bin ‘Alwi al-’Aydrus. Di sana beliau menekuni belajar dengan para ulamanya, antara yang menjadi gurunya ialah Shohibul Mawlid Habib ‘Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Hasan bin Ahmad al-’Aydrus, Habib Zain bin ‘Alwi Ba’Abud, Habib Ahmad bin Hasan al-’Aththas dan Syaikh Hasan bin ‘Awadh. Beliau juga berkesempatan ke al-Haramain dan meneguk ilmu daripada ulama di sana, antara gurunya di sana adalah Habib Muhammad bin Husain al-Habsyi (Mufti Makkah), Sayyidi Abu Bakar al-Bakri Syatha ad-Dimyati, (pengarang I’aanathuth Thoolibiin yang masyhur) Syaikh Muhammad Said Babsail, Syaikh ‘Umar Hamdan dan ramai lagi.
Habib ‘Ali tidak pernah jemu menuntut ilmu. Terbukti apabila dia kembali ke tanahairnya, beliau tetap menekuni para ulama dan habaib sepuh untuk menuntut ilmu daripada mereka. Antara gurunya ialah Habib ‘Utsman bin ‘Abdullah BinYahya (Mufti Betawi), Habib Husain bin Muhsin al-’Aththas, Habib ‘Alwi bin ‘Abdur Rahman al-Masyhur, Habib ‘Umar bin Idrus al-’Aydrus, Habib Ahmad bin ‘Abdullah bin Thalib al-’Aththas dan Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdhor. Habib ‘Ali mula aktif berdakwah setelah mendapat dorongan daripada habaib sepuh yang menjadi guru beliau, antaranya Habib Utsman dan Habib Ahmad bin Abdullah al-Aththas.
Dalam rangka memantapkan tugas dakwahnya, Habib ‘Ali telah membangunkan Masjid ar-Riyadh di Kwitang serta di samping masjid tersebut didirikannya sebuah madrasah yang diberi nama Madrasah Unwanul Falah. Ramai ulama Betawi / Jakarta yang pernah belajar di madrasah ini sekaligus menjadikan mereka murid Habib ‘Ali Kwitang. Antara murid yang terkenal adalah K.H. ‘Abdullah Syafi’i, K.H. Thahir Rohili dan K.H. Fathullah Harun (ayahanda Dr. Musa Fathullah Harun, bekas pensyarah UKM). Lebih 80 tahun, Habib ‘Ali berdakwah menyeru umat ke jalan Allah. Dalam dakwahnya, Habib ‘Ali sering menasihat umat agar sentiasa berbudi luhur, menjaga ukhuwwah dan meneladani akhlaknya Junjungan Nabi s.a.w. Salah satu kaedah untuk beliau mengumpul masyarakat ialah dengan menggelar majlis-majlis mawlid, di mana tausyiah akan disampaikannya di sela-sela bacaan mawlid tersebut. Habib ‘Ali terkenal sebagai ulama yang mencintai majlis-majlis mawlid, bahkan beliaulah yang telah memasyarakatkan majlis mawlid di Betawi dan menjadi penerus kepada majlis mawlid Simthud Durar yang dipelopori oleh Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi (foto di sebelah) yang wafat tahun 1919M.
Sungguh dunia ini tempat kediaman yang sementara. Pada tanggal 20 Rajab 1388H bersamaan 13 Oktober 1968, kembalilah ulama dan wali ini ke rahmatUllah dengan meninggalkan anak dan murid-murid sebagai penerus perjuangan menegakkan kalimah Allah di muka bumi. Moga-moga rahmat Allah dan keredhaanNya sentiasa bersama beliau……al-Fatihah.


Doa Untuk Bangsa: Kesyahduan dalam Dzikir dan Doa
Ratusan ribu kaum muslimin memadati pelataran Monumen Nasional (Monas) pada Rabu (05/08/09), mereka datang dari berbagai wilayah di Jabodetabek untuk menghadiri acara yang digagas oleh Majelis Rasulullah SAW pimpinan Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa. Acara yang digelar bertepatan dengan malam Nisfu Syaban tersebut bertujuan untuk menghidupkan salah satu malam mulia dengan doa dan munajat juga untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa, hingga kemudian acara tersebut diberi tajuk “Doa Untuk Bangsa”.
Beberapa Pejabat tampak hadir, seperti Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla. juga Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Serta para Habaib dan Ulama. Juga beberapa tamu undangan dari Negara tetangga.
Acara dimulai dengan pembacaan Surah Yasiin sebanyak tiga kali, dan setiap selesai satu kali pembacaan Surah Yasiin tersebut, Habib Munzir memimpin doa khusus malam nisfu syaban. Suara Habib muda berusia 36 tahun itu begitu lantang dan syahdu membuat ratusan ribu jamaah larut dalam kekhusukan, terasa betul suasana khidmat memenuhi lapangan monas. Setelah pembacaan Surah Yasiin, acara dilanjutkan dengan pembacaan Maulid Adhiyya Ul’lami, Riwayat hidup Manusia Termulia Rasulullah SAW yang ditulis oleh Al Musnid Al Habib Umar Bin Hafidz itu seolah sudah begitu lekat dengan jamaah yang rata-rata berusia muda, terbukti dengan gemuruh suara jamaah yang mengikuti pembacaan bait demi bait syair riwayat tersebut. Air mata kerinduan pada Manusia Termulia Rasulullah SAW menitik saat prosesi yang dikenal dengan Mahallul Qiyam, kerinduan makin terasa di tengah banyak jamaah yang histeris meneriakan kerinduan mereka.
Setelah beberapa rangkaian acara, Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla berkesempatan memberikan sambutannya. Inti dari sambutan Beliau, yaitu dukungan beliau untuk perkumpulan-perkumpulan yang mendatangkan kesejukan dan kedamaian melaui dzikir dan doa bersama.
Tiba kemudian waktunya Habib Munzir Al Musawa memberikan Tausyiahnya, selain mengungkapkan perihal keutamaan Malam Nisfu Syaban. Habib Munzir juga mengungkapkan soal kelembutan Rasulullah SAW. Hal ini seolah menjawab berbagai tindak kekerasan atas nama agama yang belakangan terjadi di tanah air. “Islam adalah kesatria, bukan pengecut, jika musuh memerangi dengan senjata maka perangi dengan senjata, jika dengan siasat maka perangi dengan siasat. jika mereka memerangi dengan harta maka perangilah juga dengan harta”, Ungkap Beliau dengan penuh semangat.
Kemudian Habib Munzir juga mengemukakan salah satu bukti kelembutan Rasulullah SAW melalui salah satu riwayat tentang pemuda yahudi yang ingin berkhidmat di rumah Rasulullah SAW . Rasulullah SAW menerimanya dengan tangan terbuka, beliau tidak menghardik dan mengusirnya atau memaksanya masuk islam. Habib Munzir terdiam sesaat kemudian dengan suara keras bertanya “Adakah orang yang lebih benci pada kekufuran melebihi Muhammad SAW?” . Namun begitu Beliau SAW menerima pemuda kafir yahudi tersebut, bahkan tinggal di rumah Beliau SAW, sampai kemudian pemuda itu sakit, Rasul SAW menjenguknya dan di sakaratul maut pemuda kafir yahudi itupun memeluk islam, demikian dalam Shahih Bukhari.
Menjelang akhir tausyiahnya, Habib Munzir juga mengangkat sebuah kisah tentang Abdullah bin Ubay bin Salul, gembong munafik di Madinah yang berhati kufur, Islam hanyalah kedok baginya, ia selalu mengabarkan rahasia muslimin pada kuffar quraisy, jika Rasulullah SAW berangkat berjihad maka ia berusaha menghalangi dengan kata kata fitnah, namun diam diam ia kabarkan bahwa jumlah pasukan muslimin dan seluruh rahasia kepada kuffar quraisy, jika Rasul SAW pulang selamat maka ia menyambut Rasulullah SAW dengan sambutan hangat, menangis gembira, dan mohon ampunan karena tak ikut peperangan, namun ia tetap dalam kemunafikannya. Saat ia sakaratul maut dan wafat maka Rasulullah SAW datang menyolatinya, menguburkannya, dan anaknya yang juga bernama Abdullah adalah orang yang beriman, dia meminta baju Rasulullah SAW untuk menjadi kain kafan ayahnya yang munafik itu, Rasulullah SAW memberikannya, lalu turun ayat bahwa Allah tak akan mengampuni Abdullah bin Ubay bin Salul, Rasul SAW berkata pada Umar RA “Allah melarangku memohonkan pengampunan untuknya, walau tujuh puluh kali ku istighfari pun dia tetap tak akan diampuni Allah, namun jika seandainya Allah akan mengampuninya jika kuistighfari lebih dari tujuh puluh kali , maka akan kuistighfari ia lebih agar diampuni Allah, namun aku mengetahui memang Allah tak mau memaafkannya” (Shahih Bukhari). Demikian akhlak penuh kelembutan yang ditunjukkan Idola termulia kaum muslimin, Rasulullah SAW.
Di penghujung acara, Habib Munzir kembali memimpin Dzikir Lafdhal Jalallah sebanyak seribu kali. Suasana khusuk dan syahdu kembali memenuhi udara malam di sekitar lapangan monas, ratusan ribu kaum muslimin menyebut nama ALLAH SWT secara serentak. Menumpahkan segala hajat dan kerinduan pada Sang Maha Pencipta, air mata tak terbendung lagi malam itu. air mata penyesalan, air mata memohon pengampunan dan juga air mata penuh harapan. Semoga acara semacam ini menjadi oase penyejuk di tengah gersangnya keadaan negeri muslimin terbesar di dunia ini, dan juga Allah SWT mempercepat datangnya kemakmuran di negeri ini.
Istiqomah, itulah kuncinya!
Submitted by admin on Wednesday, 15 July 2009No CommentPencetak para quthb. Barangkali demikianlah gelar yang pantas disematkan kepada Al-Habib Umar bin Segaf Assegaf. Bayangkan saja, dengan tangan dinginnya Al-Habib Umar bin Segaf berhasil mendidik dan mencetak ulama-ulama besar dan bahkan para wali quthb. Diantaranya adalah Al-Habib Hasan bin Sholeh Albahr, Al-Habib Ahmad bin Umar bin Sumaith dan Al-Habib Mumammad bin Abdullah bin Qithban.
Berikut adalah wasiat yang ia tulis untuk kedua muridnya yang notabene masih kakak beradik yang pernah “mondok” kepadanya, yaitu Al-Habib Thahir dan Al-Habib Abdullah bin Husein bin Thahir.
Sesungguhnya seseorang akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar di dunia dan akhirat apabila ia melakukan tiga hal. Pertama, menghindari pergaulan dengan orang-orang yang tidak berilmu. Kedua, meninggalkan majelis-majelis yang tidak bermanfaat dan cenderung membuang waktu dengan percuma. Ketiga, tidak terpengaruh dan terbawa dengan gaya hidup orang-orang zaman sekarang yang telah meninggalkan Al-Qur’an.
Maka, mengasingkan diri (uzlah) dari pergaulan awam adalah solusi yang paling tepat bagi siapa saja yang ingin selamat dari kerusakan zaman, disertai dengan niat yang baik dan ikhlas.
Sesungguhnya membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan khusuk dan tadabbur (menghayati maknanya) sambil menggali rahasia-rahasianya yang penuh dengan cahaya ilmu pengetahuan adalah hiburan yang hakiki disamping sebagai simpanan pahala yang melimpah tentunya. Demikian juga dengan mempelajari hadits-hadits Nabi SAW serta kalam-kalam para ulama salaf yang telah sampai pada maqam “yaqin”. Semua itu akan mempertebal iman kita dan menghapus segala keraguan, prasangka-prasangka buruk dan kebimbangan kita akan kebenaran Allah, serta akan mengantarkan kita untuk lebih dekat kepada Allah SWT.
Setiap umat Islam diwajibkan menuntut ilmu dalam situasi dan kondisi apapun. Adapun mengajarkan ilmu dan berdakwah, itu hanya diwajibkan kepada orang-orang yang telah berkompeten segi keilmuannya dan sesuai kapasitasnya masing-masing. Dan mereka akan mendapatkan keutamaan dan pahala yang besar dengan syarat mereka harus melakukan empat hal. Pertama, selalu berusaha untuk ikhlas demi Allah. Kedua, menghormati orang yang belajar kepadanya dan beranggapan bahwa ia merupakan karunia dan amanat dari Allah SWT. Ketiga, senantiasa mensyukuri ilmunya sebagai nikmat istimewa yang dikaruniakan kepadanya. Keempat, selalu berharap kepada Allah agar “profesi”-nya sebagai pengajar kelak menjadi bukti kebaikannya dan menyebabkan ia mendapatkan ridho-Nya.
Sesungguhnya seseorang yang menghiasi lahiriyahnya dengan taqwa dan meneguhkan hatinya dengan sidq (iman yang kokoh) kepada Allah, kemudian ia selamat dari sikap ujub (bangga diri atas semua amalnya) dan membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran nafsu, maka niscaya ia akan berhasil sampai ke tujuan, yakni memperoleh segala kemurahan Allah. Dan ketahuilah, tingkatan tersebut pada hakekatnya takkan mampu diraih seorang pun kecuali dengan kemurahan dan taufik Allah SWT. Adapun manusia harus berdoa dan berusaha dengan memperbanyak sholat, bacaan Al-Qur’an, istighfar serta dzikir-dzikir yang lain disertai rasa takut (khosyah) dan pengagungan (ta’dhim).
Maka bertaqwalah kepada Allah baik dikala kamu sendirian maupun diantara khalayak ramai. Amalkanlah semua ajaran yang terdapat dalam kitab suci Al-Qur’an, hadits-hadits nabi SAW serta kitab-kitab para salaf soleh. Dan beristiqomahlah di dalam berusaha mendapatkan ridho Allah. Ambil dan kerjakanlah amalan-amalan kesunnahan nabi yang sekiranya nantinya kamu mampu untuk beristiqomah mengerjakannya, disertai dengan niat ikhlas, kehadiran hati dan prasangka baik.
Sesungguhnya Nur Ilahi akan kita dapatkan apabila kita beristiqomah membaca Al-Qur’an disertai sikap hormat dan adab yang baik, menghayati makna-maknanya, dan merasakan kehadiran Allah di hadapan kita. Bacalah wirid-wirid yang sekiranya kamu mampu beristiqomah membacanya. Seperti hizb Al-Habib Abdullah bin Alwi Alhaddad, hizb imam Nawawi, dan hizb Albahr. Perbanyaklah melantunkan shalawat kepada nabi besar SAW serta mengucapkan istighfar.
Sesungguhnya sumber dari segala kebaikan adalah prasangka baik kepada Allah SWT dan makhluk-Nya. Maka berinteraksilah dengan makhluk Allah dengan akhlak yang baik. Berikan semua hak-hak mereka tanpa ada perasaan terpaksa. Sesungguhnya masing-masing dari mereka telah mendapatkan keistimewaan dari Allah SWT. Dan sumber dari segala kesialan adalah kebodohan. Maka bersyukurlah kepada Allah apabila kita dikeluarkan dari jurang kebodohan. namun janganlah menganggap diri kita lebih pintar dari siapa saja. Karena sesungguhnya Allah akan merahmati hamba-hamba-Nya yang taat dengan rahmat-Nya
Sesungguhnya urusan dunia dan akhiratmu tergantung baik tidaknya agamamu. Maka ambillah sedikit saja dari dunia dengan niat yang baik, niscaya itu akan membantumu untuk sampai kepada Allah. Berdakwahlah dan ajaklah manusia menuju jalan Allah dengan sikap bijak dan ucapan-ucapan yang bagus ( kalimat ini adalah izin dan perintah dari Al-Habib Umar kepada Al-Habib Thahir dan Al-Habib Abdullah untuk menyebarkan ilmu dan berdakwah). Mintalah kepada Allah agar selalu mendapatkan hidayah. Sesungguhnya Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang ia kehendaki.
forsansalaf





































HADIS NABI:

Berkaitan Ahlulbait : 1.Hadis Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Penduduk Yaman datang, mereka lebih lembut hatinya. Iman ada pada orang Yaman. Fekah juga ada pada orang Yaman. Kemudian hikmat juga ada pada orang Yaman
2.Hadis Abi Mas'ud Uqbah bin Amru r.a katanya: Nabi s.a.w memberi isyarat dengan tangan ke arah Yaman, seraya bersabda: Ingatlah, sesungguhnya iman ada di sana sedangkan kekerasan dan kekasaran hati ada pada orang-orang yang bersuara keras berhampiran pangkal ekor unta ketika muncul sepasang tanduk syaitan, iaitu pada Bani Rabi'ah dan Bani Mudhar
3. Nabi s.a.w. bersabda: “Sesiapa yang dilambatkan oleh amalannya, tidaklah dia dipercepatkan oleh nasab keturunannya.”
4. Dari Abdul Muthalib ibnu Rab’ah ibnul Khariif, katanya Rasulullah SAW telah bersabda : ” Sesungguhnya sedeqah itu berasal dari kotoran harta manusia dan ia tidak dihalalkan bagi Muhammad mahupun bagi keluarga Muhammad .” (HR Muslim)
5. At-Thabarani dan lain-lain mengketengahkan sebuah Hadeeth yang bermaksud; “Belum sempurna keimanan seorang hamba Allah sebelum kecintaannya kepadaku melebihi kecintaannya kepada dirinya sendiri; sebelum kecintaannya kepada keturunanku melebihi kecintaannya kepada keturunannya sendiri; sebelum kecintaannya kepada ahli-baitku melebihi kecintaannya kepada keluarganya sendiri, dan sebelum kecintaannya kepada zatku melebihi kecintaannya kepada zatnya sendiri .”
6. Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tarmizi dari `Ali RA bahawa Rasulullah SAW bersabda :”Barangsiapa mencintai kedua orang ini, yakni Hassan,Hussein dan ayah serta ibunya, maka ia bersama aku dalam darjatku di Hari Kiamat
7. Ibnu `Abbas RA berkata bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda : “Cintailah Allah atas kenikmatan yang diberikanNya kepadamu sekelian dan cintailah aku dengan mencintai Allah dan cintailah ahlul-baitku kerana mencintaiku”
8. Ad- Dailami meriwayatkan sebuah Hadeeth dari `Ali RA yang menyebut sabda Rasulullah SAW: “Di antara kalian yang paling mantap berjalan di atas sirath ialah yang paling besar kecintaannya kepada ahlul-baitku dan para sahabatku.”
9. Diriwayatkan oleh At-Thabarani, bahawa Jabir RA mendengar `Umar ibnu Khattab RA berkata kepada orang ramai ketika mengahwini Ummu Kalthum binti `Ali bin Abu Thalib : “Tidakkah kalian mengucapkan selamat untukku? Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: ` Semua sabab (kerabat) dan nasab (salasilah keturunan) akan terputus pada hari kiamat kelak kecuali kerabat dan nasabku’.
10. Hadeeth Thaqalain riwayat Zaid bin Al-Arqam RA menyebut : “Kutinggalkan di tengah kalian dua bekal. (Yang pertama): Kitabullah, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya terang. Hendaklah kalian ambil dan berpegang teguh padanya.dan (kedua) :Ahli Baitku. Kalian kuingatkan kepada Allah mengenai Ahli-Baitku! Kalian kuingatkan kepada Allah mengenai Ahli-Baitku!”
11.Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dalam Hadeeth lain: “Apabila bintang-bintang lenyap, lenyaplah penghuni langit; dan apabila ahli-baitku lenyap, lenyap pula penghuni bumi.”
12.Sebuah Hadeeth riwayat Al Hakim dan disahihkan oleh Bukhari & Muslim menyebut : “Bintang-bintang merupakan (sarana) keselamatan bagi penghuni bumi (yang sedang belayar) dari bahaya tenggelam/karam sedangkaan ahlul-baitku sarana keselamatan bagi umatku dari perselisihan (dalam agama). Bila ada satu kabilah Arab yang membelakangi ahlul-baitku, mereka akan berselisih kemudian menjadi kelompok Iblis.”
13. Hadeeth Rasulullah SAW dari Abu Dzar menyatakan :” Ahlul- baitku di tengah kalian ibarat bahtera Nuh. Siapa yang menaikinya ia selamat dan siapa yang ketinggalan ia binasa.”
14. Abu Dzar Al- Ghiffari RA menuturkan bahawa ia mendengar sabdaan Rasulullah SAW :”"Jadikanlah ahlul-baitku bagi kalian sebagai kepala bagi jasad dan sebagai dua belah mata bagi kepala.”
15. Hadeeth riwayat Imam At-Tarmidzi, bahawa Rasulullah SAW telah bersabda : “Dunia tidak akan berakhir sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang lelaki dari keluargaku yang namanya menyerupai namaku.
16. Dari Tufail dari `Ali RA Nabi SAW bersabda : ” Jika dunia ini hanya tinggal sehari sahaja nescaya Allah akan bangkitkan seorang lelaki dari keluargaku yang akan memenuhi dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi dengan kezaliman.”
17. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW pernah menegaskan:”Orang yang terbaik di antara kalian ialah orang yang terbaik sikapnya terhadap keluargaku setelah aku tiada”
18. Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan sebuah Hadeeth :” Empat golongan yang akan memperolehi syafaatku pada hari kiamat: Orang yang menghormati keturunanku, orang yang memenuhi keperluan mereka, orang yang berusaha membantu urusan mereka pada saat diperlukan, dan orang yang mencintai mereka dengan hati dan lidahnya.”
19. At-Thabarani pula mengketengahkan Hadeeth dari Abdullah ibnu `Umar RA yang mengatakan: “Allah SWT menetapkan tiga `hurumat’ (hal-hal yang wajib dihormati dan tidak boleh dilanggar). Barangsiapa menjaga baik-baik tiga `hurumat’ itu, Allah akan menjaga urusan agamanya dan keduniaannya. Dan barangsiapa tidak mengendahkannya, Allah tidak akan mengendahkan sesuatu baginya. Para sahabat bertanya: Apa tiga hurumat itu ya Rasulullah? Baginda menjawab: Hurumatul Islam, hurumatku dan hurumat kerabatku.”
20. Dari Abu Said Al-Khudri RA, katanya, telah bersabda Rasulullah SAW :”Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaanNya, sesungguhnya seseorang tidak membenci kami, ahlulbait melainkan Allah akan memasukkan mereka ke dalam neraka.” (HR Al-Hakim) .
21. At-Thabarani juga meriwayatkan Hadeeth dari Jabir ibnu Abdullah RA yang menceritakan beliau sendiri dengar dari Rasulullah SAW dalam suatu khutbah antara lain menyebut: ” Hai manusia, barangsiapa membenci kami, ahlul-bait, pada Hari Kiamat Allah akan menggiringnya sebagai orang Yahudi.” Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dalam sebuah Hadeeth Marfu’, bahawasanya Rasulullah SWT telah menegaskan: “Siapa yang membenci ahlul-bait ia adalah seorang munafik.”
22. Menurut riwayat Al Bukhari yang diterimanya dari Abi Bukrah, dia ini berkata: "Aku pernah melihat Nabi s.a.w.sedang berdiri di atas mimbar sedang Hasan duduk melihat sebentar kepada orang banyak, lalu melihat pula kepada Nabi s.a.w. sebentar. Maka bersabdalah Nabi s.a.w. yang maksudnya: "Sesungguhnya anakku ini adalah Sayid (Tuan). Dan moga-moga Allah akan mendamaikan dengan anak ini di antara dua golongan kaum Muslimin."
23. Rasulullah saw berpesan kepada manusia agar tida tersesat jalan, sabdanya : “Wahai umat manusia! Sesungguhnya telah kutinggalkan pada kamu yang apabila kamu berpegang dengannya kamu tidak akan tersesat; kitab Allah dan `itrahku Ahlulbaitku.” (HSR Al-Turmudzi 2/308).
24. Didiklah anak-anak kalian atas tiga hal. Mencintai Nabi kalian. Mencintai Ahli bait- ku. Membaca al-Qur’an.(Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Mardaweih, dan at-Thabrani dalam kitab tafsir-nya)
1.Hak Muslim terhadap Muslim yang lain ada enam iaitu: (1) Apabila engkau bertemu, berilah salam padanya, (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya, (3) Apabila engkau dimintai nasihat, berilah nasihat padanya, (4) Apabila dia bersin lalu mengucapkan ’alhamdulillah’, doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’), (5) Apabila dia sakit, ziarahilah dia, dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya.” (Hadith Riwayat Imam Muslim). 

2. Dari Amirul Mukminin Umar Al-Khattab r.a katanya : " Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : - ' Hanyasanya amalan-amalan itu adalah ( bergantung ) kepada niat, dan hanyasanya bagi setiap manusia itu apa ( balasan ) yang diniatkannya. Maka barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu adalah kepada Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang berhijrah kerana dunia yang ingin ia memperolehinya atau kerana seorang perempuan yang ingin ia menikahinya, maka hijrahnya itu adalah atas apa yang ia berhijrah kerananya.' 

3.Dari Abu Abdul Rahman, Abdullah bin Umar r.a, berkata : Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : ' Islam itu didirikan atas lima ( pekara ) - Menyaksikan bahawa tiada Tuhan melainkan Allah, dan bahawasanya Muhammad itu Rasulullah, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, naik haji ke Baitullah dan puasa sebulan Ramadhan. Hadis 40. 

4.Dari Abu Abdullah An-Nu'man bin Basyir r.a. katanya : saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda : ' Sesungguhnya yang halal itu terang ( jelas ) dan yang haram itu terang, dan di antara keduanya pula terdapat pekara-pekara yang syubahat ( tidak terang halal atau haramnya ) yang tiada diketahui oleh orang ramai. Orang yang memelihara dirinya dari pekara-pekara yang syubahat itu adalah seperti orang yang melindungi agama dan kehormatan dirinya. Orang yang tergelincir ke dalam pekara syubahat itu akan tergelincir masuk ke dalam pekara haram. Laksana seorang pengembala di pinggir sebuah tempat larangan, yang akhirnya lalai dan masuk ia ke dalam tempat larangan itu. Adapun bagi setiap raja sebuah tempat larangan, dan tempat larangan Allah itu adalah pekara-pekara yang diharamkanNya. dan ketahuilah pada setiap jasad itu seketul daging. Andainya ia baik, baiklah seluruh jasad itu dan sekiranya ia rosak maka rosaklah seluruh jasad itu. Itulah hati. 

5.Dari Abu Ruqayah Tamim bin Aus Ad-Dhari r.a, bahawasanya Nabi SAW bersabda : ' Agama itu adalah nasihat. ' Kami sekelian bertanya : ' Untuk siapa ? ' Maka jawab Rasulullah SAW : ' Bagi Allah, kitabNya, RasulNya dan bagi penganjur-penganjur kaum Muslimin dan orang awamnya. 

6.Dari Ibn Umar r.a, bahawasanya Rasulullah SAW pernah bersabda : ' Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehinggalah mereka mengaku tiada tuhan selain Allah dan bahawa Muhammad itu Rasulullah, dan mendirikan sembahyang, memberi zakat, maka jika mereka melakukan semua itu akan terselamatlah darah dan harata benda mereka dariku, kecuali yang mana ada hak Islam padanya dan perkiraan mereka terserahlah kepada Allah Ta'ala. 

7.Dari Abu Hurairah Abdul Rahman bin Sakhar r.a : " Bahawa saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : ' Apa yang aku larang kamu lakukan maka hendaklah kamu tinggalkannya, dan apa yang aku perintahkan kamu lakukan hendaklah kamu lakukan sekadar kemampuan kamu. Sesungguhnya telah binasa umat-umat yang sebelum kamu disebabkan terlalu banyak bertanya serta pertelingkahan mereka terhadap Nabi-Nabi mereka. 

8.Dari Abu Hurairah r.a : Telah bersabda Rasulullah SAW : " Sesungguhnya Allah Ta'ala itu baik, dia tidak akan menerima melainkan yang baik sahaja. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum Mukminin sama sebagaimana Dia memerintahkan para Mursalin ( para Rasul ). Allah berfirman : ' Wahai para Rasul, makanlah dari yang baik-baik dan kerjakanlah amalan yang saleh. ' Dan Allah berfirman lagi : ' Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari makanan yang baik yang Kami berikan kepada kamu. ' Kemudian Rasulullah SAW mengisahkan tentang seorang lelaki yang telah belayar jauh. Rambutnya kusut, berdebu, mengangkat kedua belah tapak tangannya ke langit serta memohon : Ya Tuhanku ! Ya Tuhanku ! Sedangkan makanannya dari yang haram, minumannya dari yang haram dan pakaiannya dari yang haram, dan dia telah dikenyangkan dari sumber yang haram. Alangkah jauhnya dia ( doanya ) untuk dikabulkan. 

9.Dari Abu Muhammad, Al-Hasan bin Ali bin Abu Talib, cucu Rasulullah SAW dan kesayangannya r.a yang berkata : " Aku menghafal dari Rasulullah SAW : ' Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada yang tiada meragukanmu. " 

10.Dari Abu Hurairah r.a katanya: " Telah bersabda Rasulullah SAW : " Sebaik-baik Islam sesaorang itu adalah peninggalannya tentang apa yang tiada kena mengena dengannya. 

11.Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik r.a, khadam kepada Rasulullah SAW, bersabda Nabi SAW : Tiada beriman sesaorang kamu, sehinggalah ia mencintai saudaranya sama seperti ia menyintai dirinya sendiri. 

12.Sabda Rasulullah saw : “Jika telah diletakkan jenazah untuk diusung di leher mereka, jika Jenazah orang shalih maka ia (ruh nya) berkata : percepatlah..!, jika bukan orang baik maka ia berkata : wahai celakalah tubuh, kemana mereka akan membawa tubuh ini..!, suara itu didengar oleh segala sesuatu kecuali manusia, jika manusia mendengarnya ia akan roboh pingsan/wafat” (Shahih Bukhari) 

13.Sabda Rasulullah saw : “Sungguh sebesar besar kejahatan diantara muslimin adalah orang yg mempermasalahkan hal yg tidak diharamkan, namun menjadi diharamkan sebab ia mempermasalahkannya” (Shahih Bukhari) 

14.Berkata Anas bin Malik ra : Aku mendengar Nabi saw sering berdoa : “wahai Allah Sungguh Aku Berlindung pada Mu dari Gundah dan Sedih, juga dari Lemah dan Malas, dan dari Kikir dan penakut, dan dari himpitan hutang dan penindasan orang lain” (Shahih Bukhari) 

15.Sabda Rasulullah saw : Raja dari semua doa mohon pengampunan adalah kau ucapkan : “(Wahai Allah, Engkau Tuhanku, Tiada Tuhan selain Engkau, Engkau yg menciptaku, dan aku adalah Hamba Mu, dan Aku ada pada janji dan sumpah setiaku (syahadat), dan aku berbuat semampuku (menunaikan janji dan sumpahku itu), aku berlindung pada Mu dari keburukan yg kuperbuat, aku sadari kenikmatan Mu atasku, dan aku sadari pula perbuatan dosa dosaku pada Mu, maka ampunilah aku, karena tiada yg mengampuni dosa kecuali Engkau). Barangsiapa yg mengucapkannya di siang hari dg mendalami maknanya lalu ia wafat dihari itu maka ia masuk sorga, barangsiapa yg mengucapkannya dimalam hari dg mendalami maknanya dan ia wafat sebelum pagi maka ia masuk sorga” (Shahih Bukhari) 

16. Sabda Rasulullah saw : “dua kenikmatan yg sering dilupakan banyak orang, kesehatan dan kelowongan waktu” (Shahih Bukhari) 

MUTIARA HIKMAH PARA SALAF 

"Berziarahlah kamu kepada orang-orang soleh! Kerana orang-orang soleh adalah ubat hati."
(Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas)


Seindah-indahnya tempat di dunia adalah tempat orang-orang yang soleh, kerana mereka bagai bintang-bintang yang bersinar pada tempatnya di petala langit."
(Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad) 

"Apakah kamu mau tahu kunci-kunci syurga itu ? Kunci Syurga sebenarnya adalah "Bissmillahirraman nirrahim"
(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos)

"Sebaik-baiknya teman adalah Al-Qur'an! dan seburuk-buruknya teman adalah syaitan!"
(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos)

"Orang yang sukses adalah orang yang istiqomah di dalam amal baik."
(Al Habib Alwi Bin Muhammad Bin Tohir Al Haddad)

"Semua para wali di angkat karena hatinya yang bersih, tidak sombong, dengki, dan selalu rendah diri"
(Al Habib Muhsin Bin Abdullah Al Atthos)

” Terangi rumahmu dengan lampu, dan terangi hatimu dengan Al-Qur’an”.
(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas) 

Jadikan akalmu, hatimu, ruhmu, jasadmu, karena bila semua terisi dengan namanya berbahagialah kamu “.
(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas) 

Jadilah orang-orang yang sholeh, karena orang-orang yang sholeh akan bahagia di dunia dan akherat . Dan jadilah orang-orang yang benar, jangan menjadi orang yang pintar, karena orang yang pintar belum tentu benar, tetapi orang yang benar sudah pasti pintar “.
(Al Habib Abdullah Bin Abdul Qadir Bin Ahmad Bilfaqih)

Ilmu itu bagai lautan dan tak akan ada yang mengenalnya kecuali merasakannya “.
Al Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf

Janganlah kau tunda-tunda kebaikan sampai esok hari, karena engkau tak tahu apakah umurmu sampai esok hari".


Orang yang buta bukan orang yang melihat banyaknya harta, akan tetapi, yang disebut orang buta, orang yang tak mau melihat ilmu agama".
(Al Habib Abdullah Bin Mukshin Al-Attas)

Sesiapa (dari kalangan Ba’Alawi) yang tidak menjalani perjalanan para leluhurnya, nescaya dia akan kecewa dan terhina.".












Tidak ada komentar:

Posting Komentar